Senin, 04 Juli 2011

aurora

AURORA

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari) atau bisa juga disebut akibat dari gesekan antara partikel elektron dan proton di magnetosphere bumi (medan magnet yang mengelilingi bumi) dengan atom dan molekul di bagian atas atmosfer bumi yang asalnya dari Matahari. Sumber energi utama dari aurora adalah angin matahari yang mengalir melewati Bumi. Nama aurora sendiri pertama kali dipakai oleh Pierre Gassend, seorang ilmuwan dari abad ke-17.

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub utara dan kutub selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis, yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa. Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.


Munculnya aurora tidak dapat diramalkan. Oleh karena itu, aurora sangat sulit diselidiki. Aurora dapat muncul dalam bentuk kurva lengkung, garis-garis lurus, atau berupa tabir cahaya di angkasa. Warna aurora juga bisa bermacam-macam, biasanya hijau, merah, biru dan lembayung. Sejauh ini tidak pernah ada dua aurora yg memiliki pola yg sama. Kita dapat mengamati aurora di sekitar kutub utara (aurora borealis) maupun kutub selatan (aurora australis) dengan jelas pada malam hari jika tidak ada bulan.





Aurora dipercaya dapat mengganggu gelombang radio. Ini terjadi saat titik-titik di atmosfer terganggu oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan memantulkannya ke bumi, tetapi sinyal tersebut justru diteruskan keluar angkasa, sehingga tidak ada sinyal yang diterima radio dan televisi. Ada beberapa faktor khusus yang akan memengaruhi kemunculan au­rora. Yaitu, daya magnetik yang cukup kuat pada dua bagian kutub tersebut. Lebih tepatnya, proses terjadinya fenomena cahaya aurora merupakan hasil dari emisi foton yang berada pa­da area 80 km di atas atmosfer. Pa­da wilyah tersebut terdapat akumulasi emisi oksigen dan nitrogen. Proses akumulasi itu terjadi karena gaya magnetik di daerah kutub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar